Margono: Koperasi Desa & Semangat Keindonesiaan

Ziarah ke makam Bapak Margono Djojohadikusumo di Banyumas telah membangkitkan semangat patriotisme dalam diri saya. Di sana, saya merenungkan betapa koperasi desa merupakan amanah sejarah, sebuah panggilan yang ditegaskan oleh para pendiri bangsa, termasuk Bapak Margono sendiri. Koperasi desa, bagi mereka, bukan sekadar program ekonomi, melainkan inti dari cita-cita Indonesia yang adil dan makmur.
Jejak pemikiran Bapak Margono tentang koperasi desa terdokumentasikan dengan baik dalam arsip Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Arsip tersebut menegaskan kebijakan pembangunan yang mewajibkan keberadaan koperasi di setiap desa. Ini bukanlah sekadar prioritas, melainkan syarat mutlak bagi kesejahteraan rakyat, sesuai keyakinan para founding fathers dan mothers Indonesia bahwa rakyat desa merupakan landasan negara.
Bapak Margono, sebagai salah satu peletak dasar demokrasi Pancasila, memahami bahwa demokrasi sejati tidak boleh memisahkan akses rakyat terhadap keputusan politik dan ekonomi. Beliau melihat koperasi desa sebagai instrumen yang menempatkan rakyat sebagai subjek, bukan objek, dalam pembangunan ekonomi—sebuah keputusan politik yang krusial. Dengan demikian, konsep koperasi desa-Nya merupakan perpaduan utuh antara politik dan ekonomi rakyat.
Memahami hal ini, saya melihat Inpres dan Kepres pembentukan Koperasi Desa Merah Putih yang dikeluarkan Presiden Prabowo Subianto bukan hanya sebagai instruksi normatif untuk pembangunan fisik koperasi, melainkan sebagai keputusan politik negara yang memastikan akses kesejahteraan bagi rakyat desa di seluruh Indonesia.
Keputusan politik penting lainnya terkait koperasi desa adalah soal pembiayaan. Bapak Margono juga menggagas sistem perbankan yang inklusif, dengan akses kredit yang mudah bagi koperasi desa— cikal bakal program Kredit Usaha Rakyat (KUR) saat ini. Oleh karena itu, Kementerian Koperasi mendorong regulasi yang menetapkan pembentukan koperasi desa sebagai "penugasan khusus Presiden," memudahkan akses kredit dari LPDB dan KUR perbankan Himbara, tentunya dengan pembinaan dan pengawasan yang ketat.
Dari Banyumas, tanah kelahiran dan perjuangan Bapak Margono, saya menangkap esensi penting: koperasi dan patriotisme adalah satu kesatuan. Sejak awal, koperasi telah menjadi keputusan politik negara, yang dijiwai oleh cinta tanah air dan tekad kuat untuk membangun bangsa yang tidak hanya merdeka dan berdaulat, tetapi juga adil dan makmur.
Saya percaya, bangsa yang kuat hanya mungkin terwujud jika rakyatnya hidup adil dan sejahtera. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh elemen bangsa untuk aktif dan positif dalam pembentukan, pemberdayaan, dan penguatan Koperasi Desa Merah Putih. Keyakinan ini terpatri dalam diri saya setelah merenungkan perjalanan hidup Bapak Margono Djojohadikusumo di Banyumas, sebuah wakaf hidupnya untuk Republik Indonesia.
Dr. Ferry Juliantono
Wakil Menteri Koperasi
Ketua Pelaksana Harian Satgas Nasional Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih
0 Response to "Margono: Koperasi Desa & Semangat Keindonesiaan "
Posting Komentar