tes

Hamas Siap Bicara Damai, Gencatan Senjata Gaza?



Hamas menyatakan kesiapannya untuk segera memulai kembali negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza. Usulan gencatan senjata selama 60 hari ini, yang ditengahi oleh pihak ketiga, melibatkan pertukaran tawanan: pembebasan sandera Israel yang ditahan Hamas sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina oleh Israel. Pengumuman ini disampaikan setelah Hamas berkonsultasi dengan faksi-faksi Palestina lainnya, jelang kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat.

Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan komitmen untuk bernegosiasi secara serius guna menerapkan kesepakatan gencatan senjata. Usulan ini sendiri didukung Amerika Serikat, dan menurut Presiden Donald Trump, telah disetujui Israel. Namun, Jihad Islam, sekutu Hamas, menyatakan dukungannya dengan syarat Israel menjamin tidak akan melancarkan serangan lagi setelah pembebasan sandera.

Seorang sumber Palestina yang mengetahui detail negosiasi menjelaskan bahwa proposal tersebut mencakup pembebasan sekitar setengah dari 22 sandera Israel yang masih hidup di Gaza sebagai tahap awal pertukaran. Ini bukan kali pertama pertukaran tawanan menjadi bagian dari upaya gencatan senjata; Qatar, Mesir, dan AS sebelumnya telah memediasi gencatan senjata serupa dengan mekanisme pertukaran tawanan yang sama.

Dukungan terhadap penyelesaian damai juga datang dari Presiden Trump yang menyatakan keprihatinannya terhadap warga Gaza dan menginginkan keselamatan mereka. Sementara itu, Netanyahu, di bawah tekanan publik yang besar, menegaskan komitmennya untuk memulangkan semua sandera Israel. Perlu diingat bahwa dari 251 sandera yang diculik dalam serangan Oktober 2023, 49 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 27 yang dinyatakan tewas oleh militer Israel. Negosiasi ini menjadi kunci bagi terwujudnya perdamaian yang telah lama dinantikan di Jalur Gaza.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hamas Siap Bicara Damai, Gencatan Senjata Gaza? "

Posting Komentar