Santa Elisabeth: Renungan Jumat, 4 Juli

Umat Katolik sering memulai hari dengan renungan harian, yang seringkali mencakup ayat-ayat Alkitab sebagai panduan dan berkat untuk hari itu. Renungan ini merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan merenungkan kasih-Nya.
Berdasarkan kalender liturgi Jumat, 4 Juli 2025, beberapa ayat Alkitab yang dapat dipertimbangkan untuk renungan harian meliputi Kejadian 23:1-4, 19; 24:1-8, 62-67; Mazmur 106:1-2, 3-4a, 4b-5; Matius 9:9-13; dan 1 Samuel 15:1-23. Ayat-ayat ini akan diuraikan berikut ini, bersama kisah inspiratif Santa Elisabeth dari Portugal.
Kisah Kejadian menceritakan tentang Abraham dan Sara, dan kemudian Abraham mencari istri untuk Ishak, putranya. Ayat-ayat ini menceritakan tentang kesetiaan, pencarian pasangan hidup, dan berkat Tuhan. Kita dapat merenungkan bagaimana Tuhan menyediakan bagi kebutuhan kita, seperti yang Ia lakukan bagi Abraham.
Kemudian, Mazmur 106 mengajak kita untuk bersyukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya yang tak terbatas. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur atas segala berkat yang telah kita terima.
Selanjutnya, dalam Matius 9:9-13, kita melihat Yesus makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa, menunjukkan belas kasihan dan kasih-Nya yang tak bersyarat. Renungan ini dapat mendorong kita untuk menunjukkan empati dan penerimaan terhadap sesama, terlepas dari latar belakang mereka.
Kisah 1 Samuel 15 menceritakan tentang kegagalan Saul untuk menaati perintah Tuhan. Ayat ini menggarisbawahi pentingnya ketaatan dan konsekuensi dari ketidaktaatan kita kepada kehendak Tuhan. Kita dapat merenungkan bagaimana kita dapat lebih taat dan setia dalam menjalankan perintah-Nya.
Sebagai contoh nyata dari iman dan kesetiaan, kita dapat mempelajari kehidupan Santa Elisabeth dari Portugal. Lahir tahun 1271, ia adalah putri Raja Pedro III dari Aragon dan cucu Santa Elisabeth dari Hungaria. Ia dikenal sebagai "Pembawa Damai" karena perannya dalam meredakan konflik antar kerajaan.
Meskipun menikah dengan Raja Dionisius I yang memiliki kehidupan moral yang bejat, Elisabeth tetap setia pada imannya dan tekun dalam amal kasih. Ia membantu wanita lajang, menyediakan penginapan bagi peziarah, mendirikan rumah sakit, panti asuhan, dan rumah pertobatan. Ia bahkan merawat anak-anak suaminya dari hubungan di luar nikah.
Kesalehan Elisabeth akhirnya menyentuh hati suaminya, yang akhirnya bertobat. Setelah kematian suaminya, Elisabeth menjadi biarawati Ordo Fransiskan dan terus bekerja untuk perdamaian sampai wafatnya pada 4 Juli 1336. Ia diangkat menjadi santa pada tahun 1625. Kisahnya menginspirasi kita untuk tetap teguh dalam iman dan melakukan kebaikan, bahkan di tengah kesulitan.
Semoga renungan ini memberkati dan mengarahkan kita lebih dekat kepada Tuhan.
0 Response to "Santa Elisabeth: Renungan Jumat, 4 Juli "
Posting Komentar