Israel: Dibuat Pusing Rakyatnya Sendiri

Perang 12 hari antara Israel dan Iran telah berakhir dengan gencatan senjata yang rapuh. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengumumkan penghentian konflik dalam pidato yang disiarkan secara nasional, menyebutnya sebagai hasil dari "perlawanan heroik" rakyat Iran yang berhasil memaksa gencatan senjata setelah serangan Israel yang menargetkan fasilitas nuklir Iran. Pezeshkian menyatakan kesediaan Iran untuk kembali berunding dengan Amerika Serikat, namun menegaskan bahwa negaranya akan tetap mempertahankan haknya untuk memanfaatkan energi atom secara damai. Garda Revolusi Iran, sementara itu, mengklaim telah memaksa mundur Israel secara sepihak dan memuji serangan balasan mereka sebagai pelajaran bagi "musuh Zionis". Israel, di sisi lain, menyatakan telah menetralisir "ancaman eksistensial ganda" dari program nuklir dan rudal balistik Iran, dan berjanji untuk merespon tegas setiap pelanggaran gencatan senjata.
Namun, gencatan senjata ini membawa tantangan baru bagi pemerintah Israel. Sejak awal konflik pada 13 Juni, Otoritas Pajak Israel telah menerima gelombang besar klaim kompensasi dari warga yang terdampak perang. Angka tersebut mencapai sekitar 38.700 klaim, meliputi kerusakan bangunan (30.809), kendaraan (3.713), dan barang-barang lainnya (4.085). Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa angka ini mungkin masih jauh dari angka sebenarnya, mengingat masih banyak kerusakan yang belum dilaporkan. Konsentrasi klaim tinggi terlihat di daerah Tel Aviv (lebih dari 24.932) dan Ashkelon (lebih dari 10.793). Besaran total kerugian finansial yang diminta masih belum dihitung, namun dampak ekonomi perang bagi Israel cukup signifikan.
Laporan dari Financial Express menunjukkan bahwa Israel telah menghabiskan sekitar US$5 miliar (sekitar Rp 81 triliun) hanya dalam minggu pertama konflik, dengan pengeluaran harian mencapai US$725 juta (sekitar Rp 11,8 triliun). Sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk serangan (US$593 juta atau sekitar Rp 9,6 triliun) dan sisanya untuk pertahanan dan mobilisasi militer (US$132 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun). Dengan ribuan klaim kompensasi yang belum diproses, beban finansial bagi Israel diperkirakan akan terus meningkat, menambah kompleksitas situasi pasca-konflik.
0 Response to "Israel: Dibuat Pusing Rakyatnya Sendiri "
Posting Komentar