Renungan Harian: Santo Thomas, Rasul Allah

Bagi umat Katolik, memulai hari dengan renungan harian yang berisi ayat-ayat Alkitab adalah sebuah tradisi yang indah. Ini menjadi sarana untuk memohon berkat Tuhan dan meminta bimbingan-Nya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Renungan ini membantu kita mendekatkan diri kepada-Nya dan mensyukuri kasih serta anugerah-Nya yang tak terhingga.
Kamis, 3 Juli 2025, berdasarkan kalender liturgi, beberapa ayat Alkitab dapat dijadikan renungan harian. Ayat-ayat tersebut antara lain: Efesus 2:19-22; Mazmur 117:1-2; Yohanes 20:24-29; Kisah Para Rasul 5:12-32; dan 1 Korintus 1:17-2:5.
Mari kita renungkan ayat-ayat tersebut, khususnya dengan memperhatikan kisah Santo Thomas, salah seorang Rasul Yesus.
Dari Efesus 2:19-22 kita membaca: *"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh."* Ayat ini mengingatkan kita akan keanggotaan kita dalam keluarga Allah dan posisi kita sebagai batu hidup dalam bangunan rumah Tuhan.
Mazmur 117:1-2 menambahkan pujian syukur: *"Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya. Haleluya!"* Ini adalah seruan universal untuk memuji dan memuliakan Tuhan atas kasih dan kesetiaan-Nya yang tak berkesudahan.
Kisah Santo Thomas dalam Yohanes 20:24-29 menggambarkan keraguannya akan kebangkitan Yesus. Thomas hanya percaya setelah ia melihat dan menyentuh bekas luka Yesus. Peristiwa ini mengajarkan kita tentang pentingnya iman, bahkan bagi mereka yang belum melihat bukti nyata. Perkataan Yesus, *"Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya,"* menjadi pengingat akan berkat iman yang teguh.
Kisah Para Rasul 5:12-32 menceritakan tentang mujizat-mujizat yang dilakukan oleh para rasul dan pertumbuhan jemaat Kristen. Meskipun menghadapi penentangan dan penganiayaan dari pihak berwenang, para rasul tetap teguh memberitakan Injil. Kisah ini menunjukkan kekuatan iman dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan.
Akhirnya, 1 Korintus 1:17-2:5 menekankan bahwa Injil bukanlah pesan yang disampaikan dengan hikmat duniawi, tetapi dengan kuasa Roh Kudus. Paulus menekankan bahwa keselamatan datang melalui iman kepada Yesus Kristus yang disalibkan, bukan melalui kebijaksanaan manusia.
Santo Thomas, juga dikenal sebagai Didimus (berarti "kembar"), adalah seorang nelayan miskin dari Galilea. Meskipun dikenal sebagai rasul yang ragu-ragu, ia juga menunjukkan keberanian yang luar biasa, seperti saat ia menyatakan kesediaannya untuk mati bersama Yesus. Keraguannya akan kebangkitan Yesus menunjukkan sisi manusiawi dari seorang rasul, namun pengakuan imannya yang tulus setelah melihat Yesus, *"Ya Tuhanku dan Allahku!"*, menjadi contoh iman yang nyata. Tradisi menyebutkan bahwa setelah peristiwa itu, Thomas menyebarkan Injil hingga ke India, dan meninggal sebagai martir di Malaipur.
Renungan ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam ibadah dan kehidupan kita sehari-hari. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Renungan Harian: Santo Thomas, Rasul Allah "
Posting Komentar