tes

Suriah: Perang Saudara, 350 Tewas, Kian Mengerikan



Provinsi Sweida di Suriah selatan menjadi saksi bisu bentrokan berdarah yang menewaskan lebih dari 350 orang sejak akhir pekan lalu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah kelompok pemantau perang, melaporkan angka korban yang mengerikan.

Laporan SOHR mencatat setidaknya 79 petempur Druze dan 55 warga sipil tewas. Tragisnya, 27 dari warga sipil tersebut diklaim dieksekusi oleh anggota Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri Suriah. Di pihak lain, 189 personel Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri serta 18 petempur Badui juga menjadi korban dalam kekerasan ini. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan awal SOHR yang menyebutkan sekitar 300 korban tewas.

Salah satu korban yang paling menyayat hati adalah seorang jurnalis bernama Hassan al-Zaabi, yang ditembak mati oleh "geng-geng penjahat" saat menjalankan tugasnya, demikian pernyataan Serikat Jurnalis Suriah. Media tempat ia bekerja tidak disebutkan.

Situasi semakin kompleks dengan laporan serangan udara Israel yang menewaskan 15 personel Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri di Suriah selatan. Menanggapi hal ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tindakan tersebut bertujuan melindungi komunitas Druze dan memberantas "geng-geng rezim". Namun, Kementerian Luar Negeri Suriah mengecam keras serangan tersebut sebagai tindakan agresi berbahaya. Netanyahu menekankan komitmen Israel untuk melindungi komunitas Druze, mengingat keberadaan komunitas tersebut juga di Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Bentrokan di Sweida bermula dari penculikan seorang pedagang Druze di jalan raya menuju Damaskus pada Jumat pekan lalu. Dua hari kemudian, milisi Druze dilaporkan mengepung dan merebut wilayah yang dihuni suku Badui di Kota Sweida, memicu kekerasan yang menewaskan lebih dari 300 orang. Bentrokan tersebut kemudian meluas ke kota-kota dan desa-desa Druze di sekitar Sweida, dengan laporan serangan balasan dari suku Badui.

Ketegangan ini merupakan puncak dari meningkatnya kekerasan sektarian dalam delapan bulan terakhir. Bentrokan serupa antara komunitas Druze, pasukan keamanan, dan milisi kelompok Islam di Damaskus dan Sweida pada Mei lalu telah menewaskan puluhan orang.

Kepercayaan komunitas minoritas, termasuk komunitas Druze – yang agamanya merupakan cabang Syiah – terhadap Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa dan pemerintahannya semakin merosot, meskipun Presiden telah berjanji untuk melindungi mereka. Situasi di Sweida menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian dan keamanan di Suriah, dan betapa rumitnya dinamika konflik yang terjadi di negara tersebut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Suriah: Perang Saudara, 350 Tewas, Kian Mengerikan "

Posting Komentar