Serangan Baru Israel: Warga Gaza Diminta Mengungsi

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini menyerukan agar warga Palestina di Gaza diizinkan meninggalkan wilayah tersebut. Seruan ini muncul menjelang dimulainya serangan militer Israel yang lebih besar di Gaza. Netanyahu membandingkan situasi ini dengan arus pengungsi dari konflik di Suriah, Ukraina, dan Afghanistan, menyarankan bahwa warga Palestina juga diberikan kesempatan untuk menyelamatkan diri. Ia menekankan bahwa Israel akan memfasilitasi kepergian ini, baik selama maupun setelah operasi militer.
Namun, seruan ini dipenuhi dengan konotasi yang sangat sensitif bagi warga Palestina. Bagi mereka, paksaan untuk meninggalkan tanah air mereka akan mengingatkan tragedi Nakba, pemindahan massal penduduk Palestina pada tahun 1948 selama pembentukan Negara Israel. Ketakutan akan pengulangan sejarah ini sangat kuat, terutama mengingat dukungan Netanyahu sebelumnya terhadap usulan Presiden Trump untuk memindahkan jutaan penduduk Gaza ke negara-negara tetangga. Beberapa menteri sayap kanan Israel juga telah menyerukan kepergian warga Palestina, meskipun menggunakan istilah "sukarela".
Sebelumnya, Netanyahu mengumumkan rencana serangan militer yang akan segera dimulai di Gaza. Ia berharap operasi ini dapat diselesaikan dengan cepat. Keputusan ini diambil setelah rapat kabinet keamanan Israel, yang menyetujui rencana kontroversial untuk mengambil alih kendali penuh atas Jalur Gaza. Netanyahu sendiri menyatakan tidak memiliki pilihan lain selain "menyelesaikan pekerjaan" dan membebaskan sandera Israel yang disandera oleh Hamas. Ia bahkan telah berdiskusi dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk membahas rencana tersebut, khususnya mengenai strategi untuk menumpas sisa-sisa kekuatan Hamas di Gaza. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar akan dampak kemanusiaan yang luas bagi penduduk Gaza.
0 Response to "Serangan Baru Israel: Warga Gaza Diminta Mengungsi "
Posting Komentar