Menteri LH Targertkan Pembangkit Listrik dari Sampah Dibangun 2026
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, optimistis program pengolahan sampah menjadi energi listrik ("waste to energy") di Indonesia akan segera terwujud. Program ini penting untuk mengatasi masalah sampah yang semakin menggunung, terutama di kota-kota besar, khususnya Bali yang menjadi prioritas utama.
Proyek ini akan fokus pada daerah-daerah yang menghasilkan lebih dari 1000 ton sampah per hari. Tahap awal, yang meliputi studi kelayakan lingkungan, perencanaan tata ruang, pengurusan izin, dan penyelesaian regulasi teknis, akan dimulai pada tahun 2025. Pembangunan pembangkit listriknya sendiri ditargetkan dimulai pada awal tahun 2026, dan akan diawasi langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
"Setelah pembangkit beroperasi," jelas Menteri Hanif saat kunjungan ke Terminal LNG Bali Offshore, "listrik yang dihasilkan akan langsung disuplai ke PLN. Sebagai gantinya, Bali akan mendapat subsidi listrik." Pernyataan ini disampaikannya pada Selasa, 27 Mei 2026, melalui siaran pers.
Sementara menunggu proyek besar ini rampung, Menteri Hanif memuji langkah-langkah cepat pemerintah daerah di Bali dalam menangani masalah sampah. "Langkah-langkah progresif yang dilakukan Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Bali dalam penanganan sampah patut diapresiasi," ujarnya.
Pelaksanaan proyek ini akan ditangani oleh Danantara, sebuah badan investasi pemerintah, dengan koordinasi persiapan proyek di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri, dan operasional pasca-pembangunan di bawah Kementerian Pekerjaan Umum.
Sebelumnya, Menteri Hanif juga menyebutkan Denpasar sebagai salah satu kota yang berpotensi besar untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam pengolahan sampah menjadi energi. Ia bahkan berencana untuk melaporkan hal ini langsung kepada Presiden Prabowo Subianto. "Saya meminta Walikota Denpasar dan Gubernur Bali untuk menyiapkan lokasi dan memastikan ketersediaan pasokan sampah," kata Hanif saat kunjungannya ke TPA Suwung pada Selasa, 27 Mei 2025.
Proyek ini akan fokus pada daerah-daerah yang menghasilkan lebih dari 1000 ton sampah per hari. Tahap awal, yang meliputi studi kelayakan lingkungan, perencanaan tata ruang, pengurusan izin, dan penyelesaian regulasi teknis, akan dimulai pada tahun 2025. Pembangunan pembangkit listriknya sendiri ditargetkan dimulai pada awal tahun 2026, dan akan diawasi langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
"Setelah pembangkit beroperasi," jelas Menteri Hanif saat kunjungan ke Terminal LNG Bali Offshore, "listrik yang dihasilkan akan langsung disuplai ke PLN. Sebagai gantinya, Bali akan mendapat subsidi listrik." Pernyataan ini disampaikannya pada Selasa, 27 Mei 2026, melalui siaran pers.
Sementara menunggu proyek besar ini rampung, Menteri Hanif memuji langkah-langkah cepat pemerintah daerah di Bali dalam menangani masalah sampah. "Langkah-langkah progresif yang dilakukan Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Bali dalam penanganan sampah patut diapresiasi," ujarnya.
Pelaksanaan proyek ini akan ditangani oleh Danantara, sebuah badan investasi pemerintah, dengan koordinasi persiapan proyek di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri, dan operasional pasca-pembangunan di bawah Kementerian Pekerjaan Umum.
Sebelumnya, Menteri Hanif juga menyebutkan Denpasar sebagai salah satu kota yang berpotensi besar untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam pengolahan sampah menjadi energi. Ia bahkan berencana untuk melaporkan hal ini langsung kepada Presiden Prabowo Subianto. "Saya meminta Walikota Denpasar dan Gubernur Bali untuk menyiapkan lokasi dan memastikan ketersediaan pasokan sampah," kata Hanif saat kunjungannya ke TPA Suwung pada Selasa, 27 Mei 2025.

0 Response to "Menteri LH Targertkan Pembangkit Listrik dari Sampah Dibangun 2026"
Posting Komentar