Sederet Fakta Oknum Bobotoh Rusak Stadion GBLA
Setelah pertandingan Persib Bandung melawan Persis Solo di Stadion GBLA pada Sabtu (24/5), sejumlah oknum suporter merusak fasilitas stadion. Mereka mencabuti rumput dan bahkan menggunting jala gawang. Peristiwa ini membuat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, geram. Lalu, bagaimana kejadian ini bisa terjadi?
Gubernur Dedi Mulyadi langsung memerintahkan aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus ini. Ia memberikan dua pilihan sanksi bagi para pelaku: proses pidana atau pelatihan di barak militer, khususnya jika pelakunya masih di bawah umur. "Aparat akan segera menjemput mereka untuk dimintai keterangan," ujar Dedi melalui Instagramnya. "Jika terbukti bersalah, akan diproses secara hukum. Kalau masih anak-anak, pelatihan di barak militer mungkin lebih tepat untuk membina mereka," tambahnya.
Dedi juga menghubungi Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono, untuk memastikan penyelidikan dilakukan secara tuntas. Ia menekankan pentingnya mengidentifikasi para pelaku, memanfaatkan data KTP jika tersedia.
Gubernur Dedi menyayangkan tindakan oknum suporter ini karena merusak citra Bobotoh secara keseluruhan. "Ini mencederai karakter Bobotoh yang selama ini dikenal cerdas dan suportif, bukan arogan dan bertindak kriminal," tegasnya. Ia berharap kejadian ini tidak mencoreng nama baik Persib dan Jawa Barat.
Manajemen Persib, PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), juga turut menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi, Persib baru saja resmi mengelola Stadion GBLA selama 30 tahun dan sedang berbenah untuk menjadikan stadion ini kebanggaan warga Bandung. Deputy CEO PT PBB, Adhitia Putra Herawan, menyatakan keprihatinannya atas kerusakan yang terjadi.
"Kami sedang berupaya memperbaiki GBLA agar menjadi tempat yang nyaman dan membanggakan," ujar Adhitia. Ia menambahkan bahwa GBLA diproyeksikan menjadi ikon Kota Bandung, sebuah tempat bersejarah dan penuh makna bagi masyarakat Bandung. "GBLA adalah rumah kita, rumah Persib. Kita semua harus bertanggung jawab untuk menjaganya," katanya.
Adhitia menekankan bahwa manajemen tidak ingin menyalahkan siapapun. Ia lebih memilih fokus pada ajakan kepada seluruh suporter dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga fasilitas publik, khususnya yang terkait dengan Persib. "Mari kita wujudkan kecintaan terhadap Persib dengan cara yang positif dan membangun. Menjaga GBLA adalah salah satu bentuk nyata dukungan kita," pungkasnya. Manajemen berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama untuk menciptakan atmosfer pertandingan yang lebih aman dan nyaman di masa mendatang.
Gubernur Dedi Mulyadi langsung memerintahkan aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus ini. Ia memberikan dua pilihan sanksi bagi para pelaku: proses pidana atau pelatihan di barak militer, khususnya jika pelakunya masih di bawah umur. "Aparat akan segera menjemput mereka untuk dimintai keterangan," ujar Dedi melalui Instagramnya. "Jika terbukti bersalah, akan diproses secara hukum. Kalau masih anak-anak, pelatihan di barak militer mungkin lebih tepat untuk membina mereka," tambahnya.
Dedi juga menghubungi Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono, untuk memastikan penyelidikan dilakukan secara tuntas. Ia menekankan pentingnya mengidentifikasi para pelaku, memanfaatkan data KTP jika tersedia.
Gubernur Dedi menyayangkan tindakan oknum suporter ini karena merusak citra Bobotoh secara keseluruhan. "Ini mencederai karakter Bobotoh yang selama ini dikenal cerdas dan suportif, bukan arogan dan bertindak kriminal," tegasnya. Ia berharap kejadian ini tidak mencoreng nama baik Persib dan Jawa Barat.
Manajemen Persib, PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), juga turut menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi, Persib baru saja resmi mengelola Stadion GBLA selama 30 tahun dan sedang berbenah untuk menjadikan stadion ini kebanggaan warga Bandung. Deputy CEO PT PBB, Adhitia Putra Herawan, menyatakan keprihatinannya atas kerusakan yang terjadi.
"Kami sedang berupaya memperbaiki GBLA agar menjadi tempat yang nyaman dan membanggakan," ujar Adhitia. Ia menambahkan bahwa GBLA diproyeksikan menjadi ikon Kota Bandung, sebuah tempat bersejarah dan penuh makna bagi masyarakat Bandung. "GBLA adalah rumah kita, rumah Persib. Kita semua harus bertanggung jawab untuk menjaganya," katanya.
Adhitia menekankan bahwa manajemen tidak ingin menyalahkan siapapun. Ia lebih memilih fokus pada ajakan kepada seluruh suporter dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga fasilitas publik, khususnya yang terkait dengan Persib. "Mari kita wujudkan kecintaan terhadap Persib dengan cara yang positif dan membangun. Menjaga GBLA adalah salah satu bentuk nyata dukungan kita," pungkasnya. Manajemen berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama untuk menciptakan atmosfer pertandingan yang lebih aman dan nyaman di masa mendatang.

0 Response to "Sederet Fakta Oknum Bobotoh Rusak Stadion GBLA"
Posting Komentar