tes

Houthi Panaskan Laut Merah: Tensi Meningkat!



Ketegangan kembali meningkat di Laut Merah setelah kelompok Houthi melancarkan serangan yang mengakibatkan tenggelamnya kapal kargo. Serangan ini terjadi setelah Houthi sempat menyatakan penghentian serangan pada Desember lalu.

Pada Minggu, 6 Juli 2025, Houthi mengklaim berhasil menenggelamkan sebuah kapal kargo berbendera Liberia bernama Magic Seas di perairan strategis Laut Merah. Mereka menggunakan kombinasi senjata, roket, dan perahu tak berawak yang dikendalikan dari jarak jauh. Meskipun demikian, Houthi menyatakan telah menyelamatkan ke-19 awak kapal tersebut.

Serangan ini mengakhiri periode tenang selama enam bulan di jalur pelayaran sibuk tersebut. Sebelumnya, pada akhir 2023 hingga akhir 2024, Houthi telah melancarkan serangkaian serangan yang mengganggu lalu lintas pelayaran antara Eropa dan Asia melalui Terusan Suez.

Juru bicara Houthi, Yahya Saree, menjelaskan bahwa kapal Magic Seas, yang dioperasikan oleh perusahaan Yunani Stem Shipping, dihantam dengan dua perahu tak berawak, lima rudal, dan tiga drone setelah peringatan dari Angkatan Laut diabaikan. Semua awak kapal berhasil diselamatkan oleh kapal dagang lain dan diperkirakan tiba di Djibouti pada 7 Juli. Uni Emirat Arab juga mengonfirmasi penyelamatan ke-22 awak kapal tersebut, berkat respon cepat kapal AD Ports Group, Safeen Prism.

Namun, eskalasi terjadi sehari setelahnya. Pada Senin, 7 Juli, Houthi kembali menyerang kapal kargo Eternity C, berbendera Liberia dan dioperasikan oleh perusahaan Yunani, yang membawa 22 awak (21 Filipina dan 1 Rusia). Serangan kali ini melibatkan drone laut dan granat berpeluncur roket yang ditembakkan dari speedboat.

Sayangnya, serangan terhadap Eternity C mengakibatkan korban jiwa. Sumber keamanan maritim melaporkan setidaknya empat awak kapal tewas dan dua lainnya luka-luka. Ini merupakan korban jiwa pertama yang tercatat di Laut Merah sejak Juni 2024. Operator kapal, Cosmoship Management, belum memberikan komentar resmi terkait insiden ini. Kesulitan evakuasi juga dialami karena sekoci penyelamat hancur saat serangan. Sebuah tim gabungan dari perusahaan manajemen risiko maritim Diaplous dan perusahaan keamanan Inggris Ambrey melakukan operasi penyelamatan yang menantang, di mana beberapa awak kapal sudah berada di air saat tim penyelamat tiba. Pemerintah Yunani juga disebut telah melakukan pembicaraan diplomatik dengan Arab Saudi untuk membantu situasi tersebut.

Houthi secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut, menyebutnya sebagai solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan mengklaim kapal Eternity C sedang dalam perjalanan ke Eilat, Israel.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Houthi Panaskan Laut Merah: Tensi Meningkat! "

Posting Komentar